Nama
: Lotus Alamanda MacKenzie
Asrama
: Ravenclaw
Tahun
Ajaran : 1976-1977
Dahulu
kala, komunitas Penyihir dan Non-Penyihir, atau yang disebut Muggle, hidup
tenteram dan berdampingan. Bahkan menurut sejaran Mesir kuno, Penyihir sangat
dihormati di komunitas Muggle. Seorang penyihir biasanya menjadi Imam suatu
kaum atau penasehat Raja. Penyihir di komunitas Muggle, atau yang disebut
Shaman, menduduki posisi penting di pemerintahan, dan memimpin upacara
tertentu.
Namun,
suatu ketika, timbul kecurigaan dari kaum Muggle bahwa kaum penyihir akan
menguasai dunia dengan menggunakan kekuatan sihirnya, lalu menghancurkan kaum
Muggle. Tidak sedikit dari mereka yang menyiksa anggota dari komunitas lainnya,
demi untuk menghindarakan ancaman dari kelompok lain. Seperti diantaranya, kaum
Muggle menangkap dan menyiksa Penyihir, dengan harapan menjauhkan mereka dari
ketakutan akan penghancuran pada komunitas mereka. Peritiwa tersebut terjadi
sekitar pada abad ke 14, dimana kaum Muggle menangkap dan membakar para
Penyihir. Kaum Muggle dan Kaum Penyihir kemudian memisahkan diri, hidup dalam
dunia yang mereka atur sekendak mereka sendiri.
Perseteruan
diantara dua kaum semakin parah. Hingga akhirnya, 4 penyihir yang dianggap kuat
di masa itu (Godric Gryffindor, Rowena Ravenclaw, Helga Hufflepuff dan Salazar
Slytherin), membangun sekolah untuk para penyihir muda yang jauh dari komunitas
Muggle, dan dibuat sedemikian rupa dengan sihir sehingga eksistensi sekolah
tersebut dapat dilindungi di masa yang akan datang. Sekolah sihir itu,
Hogwarts, didirikan agar para penyihir muda dapat menggunakan kemampuan
sihirnya dengan baik, serta dapat mengendalikannya. Sekolah ini dibangun
pada awal masa Millenium.
Pada
tahun 1600-1700, kaum Penyihir memutuskan mengambil tindakan yang lebih serius
pada kaum Muggle. Hal itu dilakukan agar pertikaian tidak berlarut-larut
dan memakan korban dari kedua belah pihak. Ada beberapa penyihir tertentu,
tidak menyukai Muggle, dengan anggapan bahwa mereka adalah makhluk yang lemah,
dan tidak berdaya.
Namun
dalam perkembangannya, banyak diantara kaum penyihir yang merubah pola
pikirnya. Mereka berpendapat bahwa sudah seharusnya kaum Penyihir meyakinkan
pada kaum Muggle, bahwa sihir yang mereka gunakan hanyalah untuk kebaikan,
bukan untuk merusak atau menyingkirkan kaum Muggle seperti anggapan
sebelumnya. Bahkan percampuran antara kaum Muggle dan Penyihir telah
terjadi diantaranya, melalui ikatan perkawinan, dan menurunkan anak setengah
penyihir setengah muggle. Banyak diantara penyihir, yang juga menyukai
berinteraksi dengan para Muggle pada umumnya, hidup berdampingan dengan damai.
Kondisi ini berkembang
cukup baik, meyakinkan beberapa penyihir, bahwa suatu saat, komunitas Muggle
dan Penyihir, mampu berdampingan dengan baik seperti masa lampau. Meskipun
demikian, banyak diantara penyihir yang tidak menyukai keterlibatan mereka
dengan Muggle. Untuk beberapa kasus ekstrim tertentu, para kaum penyihir
berdarah murni, tidak menyukai kaum Muggle dan campuran dari Muggle-Penyihir,
atau yang disebut darah murni. Setara dengan opini tersebut, beberapa
Muggle juga menganggap bahwa Penyihir adalah sosok yang harus ditakuti, karena
mereka menggunakan kekuatannya untuk tujuan jahat.
Saat
ini, kondisi dunia sihir dan non-sihir yang pada awalnya hidup berdampingan,
kemudian terpecah belah, sedang dalam ada kondisi upaya penyatuan kembali kedua
dunia seperti sedia kala. Untuk tindakan lebih lanjut, diharapkan adanya
pengertian dari kedua belah pihak, untuk berprasangka baik terhadap komunitas
lain, dan ditumbuhkan toleransi yang tinggi antara dua kaum, untuk masa depan
yang lebih baik.
0 komentar:
Posting Komentar