Dark Synth. Diberdayakan oleh Blogger.

Category

Rabu, 19 September 2012

Aksara Sunda Baku


Aksara Sunda
Huruf-huruf konsonan dasar dalam aksara Sunda. Huruf konsonan baru tidak dimasukkan.
Informasi
Jenis aksara Abugida
Bahasa Sunda
Periode sekitar abad ke-17 hingga sekarang
Arah penulisan Kiri ke kanan
Silsilah
Aksara kerabat Bali
Batak
Baybayin
Buhid
Hanunó'o
Lontara
Sunda Kuno
Rencong
Rejang
Tagbanwa
Baris Unicode U+1B80–U+1BBF
ISO 15924 Sund, 362
Nama Unicode Sundanese
Perhatian: Halaman ini mungkin memuat simbol-simbol fonetis IPA menggunakan Unicode.
Aksara Sunda Baku merupakan sistem penulisan hasil penyesuaian Aksara Sunda Kuna yang digunakan untuk menuliskan Bahasa Sunda kontemporer. Saat ini Aksara Sunda Baku juga lazim disebut dengan istilah Aksara Sunda.


Latar Belakang dan Sejarah

Setidaknya sejak Abad IV masyarakat Sunda telah lama mengenal aksara untuk menuliskan bahasa yang mereka gunakan. Namun demikian pada awal masa kolonial, masyarakat Sunda dipaksa oleh penguasa dan keadaan untuk meninggalkan penggunaan Aksara Sunda Kuna yang merupakan salah satu identitas budaya Sunda. Keadaan yang berlangsung hingga masa kemerdekaan ini menyebabkan punahnya Aksara Sunda Kuna dalam tradisi tulis masyarakat Sunda.
Pada akhir Abad XIX sampai pertengahan Abad XX, para peneliti berkebangsaan asing (misalnya K. F. Holle dan C. M. Pleyte) dan bumiputra (misalnya Atja dan E. S. Ekadjati) mulai meneliti keberadaan prasasti-prasasti dan naskah-naskah tua yang menggunakan Aksara Sunda Kuna. Berdasarkan atas penelitian-penelitian sebelumnya, pada akhir Abad XX mulai timbul kesadaran akan adanya sebuah Aksara Sunda yang merupakan identitas khas masyarakat Sunda. Oleh karena itu Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat menetapkan Perda No. 6 tahun 1996 tentang Pelestarian, Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Sastra, dan Aksara Sunda yang kelak digantikan oleh Perda No. 5 tahun 2003 tentang Pemeliharaan Bahasa, Sastra, dan Aksara Daerah.
Pada tanggal 21 Oktober 1997 diadakan Lokakarya Aksara Sunda di Kampus UNPAD Jatinangor yang diselenggarakan atas kerja sama Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Barat dengan Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran. Kemudian hasil rumusan lokakarya tersebut dikaji oleh Tim Pengkajian Aksara Sunda. Dan akhirnya pada tanggal 16 Juni 1999 keluar Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor 343/SK.614-Dis.PK/99 yang menetapkan bahwa hasil lokakarya serta pengkajian tim tersebut diputuskan sebagai Aksara Sunda Baku.
Saat ini Aksara Sunda Baku mulai diperkenalkan di kepada umum antara lain melalui beberapa acara kebudayaan daerah yang diadakan di Bandung. Selain itu, Aksara Sunda Baku juga digunakan pada papan nama Museum Sri Baduga, Kampus Yayasan Atikan Sunda dan Kantor Dinas Pariwisata Daerah Kota Bandung. Langkah lain juga diambil oleh Pemerintah Daerah Kota Tasikmalaya yang menggunakan Aksara Sunda Baku pada papan nama jalan-jalan utama di kota tersebut.
Namun demikian, setidaknya hingga akhir tahun 2007 Dinas Pendidikan Nasional Provinsi Jawa Barat belum juga mewajibkan para siswa untuk mempelajari Aksara Sunda Baku sebagaimana para siswa tersebut diwajibkan untuk mempelajari Bahasa Sunda. Langkah memperkenalkan aksara daerah mungkin akan dapat lebih mencapai sasaran jika Aksara Sunda Baku dipelajari bersamaan dengan Bahasa Sunda. Dinas Pendidikan Nasional Provinsi Lampung dan Provinsi Jawa Tengah telah jauh-jauh hari menyadari hal ini dengan mewajibkan para siswa Sekolah Dasar yang mempelajari bahasa daerah untuk juga mempelajari aksara daerah.

Perbandingan antara Aksara Sunda Baku dan Sunda Kuna

Sebagaimana diungkapkan di atas, Aksara Sunda Baku merupakan hasil penyesuaian Aksara Sunda Kuna yang digunakan untuk menuliskan Bahasa Sunda kontemporer. Penyesuaian itu antara lain didasarkan atas pedoman sebagai berikut:
  • bentuknya mengacu pada Aksara Sunda Kuna sehingga keasliannya dapat terjaga,
  • bentuknya sederhana agar mudah dituliskan,
  • sistem penulisannya berdasarkan pemisahan kata demi kata,
  • ejaannya mengacu pada Bahasa Sunda mutakhir agar mudah dibaca.
Dalam pelaksanaannya, penyesuaian tersebut meliputi penambahan huruf (misalnya huruf va dan fa), pengurangan huruf (misalnya huruf re pepet dan le pepet), dan perubahan bentuk huruf (misalnya huruf na dan ma).

Sistem penulisan Aksara Sunda Baku

Aksara Swara

Representasi grafis
Sunda A.png = a Sunda Ae.png = é Sunda I.png = i Sunda O.png = o
Sunda U.png = u Sunda E.png = e Sunda Eu.png = eu

Aksara Ngalagena

Representasi grafis
Sunda Ka.png = ka Sunda Ga.png = ga Sunda Nga.png = nga
Sunda Ca.png = ca Sunda Ja.png = ja Sunda Nya.png = nya
Sunda Ta.png = ta Sunda Da.png = da Sunda Na.png = na
Sunda Pa.png = pa Sunda Ba.png = ba Sunda Ma.png = ma
Sunda Ya.png = ya Sunda Ra.png = ra Sunda La.png = la
Sunda Wa.png = wa Sunda Sa.png = sa Sunda Ha.png = ha

Rarangkén

Berdasarkan letak penulisannya, 13 rarangkén dikelompokkan sebagai berikut:
  • rarangkén di atas huruf = 5 macam
  • rarangkén di bawah huruf = 3 macam
  • rarangkén sejajar huruf = 5 macam
a. Rarangkén di atas huruf
Sundanese sign panghulu.png panghulu, membuat vokal aksara Ngalagena dari [a] menjadi [i]. Contoh: Sunda Ka.png = kaSundanese sign panghulu.png = ki.
Sundanese sign pamepet.png pamepet, membuat vokal aksara Ngalagena dari [a] menjadi [ə]. Contoh: Sunda Ka.png = kaSundanese sign pamepet.png = ke.
Sundanese sign paneuleung.png paneuleung, membuat vokal aksara Ngalagena dari [a] menjadi [ɤ]. Contoh: Sunda Ka.png = kaSundanese sign paneuleung.png = keu.
Sundanese sign panglayar.png panglayar, menambah konsonan [r] pada akhir suku kata. Contoh: Sunda Ka.png = kaSundanese sign panglayar.png = kar.
Sundanese sign panyecek.png panyecek, menambah konsonan [ŋ] pada akhir suku kata. Contoh: Sunda Ka.png = kaSundanese sign panyecek.png = kang.
b. Rarangkén di bawah huruf
Sundanese sign panyuku.png panyuku, membuat vokal aksara Ngalagena dari [a] menjadi [u]. Contoh: Sunda Ka.png = kaSundanese sign panyuku.png = ku.
Sundanese sign panyakra.png panyakra, menambah konsonan [r] di tengah suku kata. Contoh: Sunda Ka.png = kaSundanese sign panyakra.png = kra.
Sundanese sign panyiku.png panyiku, menambah konsonan [l] di akhir suku kata. Contoh: Sunda Ka.png = kaSundanese sign panyiku.png = kla.
c. Rarangkén sejajar huruf
Sundanese sign paneleng.png panéléng, membuat vokal aksara Ngalagena dari [a] menjadi [ɛ]. Contoh: Sunda Ka.png = kaSundanese sign paneleng.png = .
Sundanese sign panolong.png panolong, membuat vokal aksara Ngalagena dari [a] menjadi [ɔ]. Contoh: Sunda Ka.png = kaSundanese sign panolong.png = ko.
Sundanese sign pamingkal.png pamingkal, menambah konsonan [j] di tengah suku kata. Contoh: Sunda Ka.png = kaSundanese sign pamingkal.png = kya.
Sundanese sign pangwisad.png pangwisad, menambah konsonan [h] di akhir suku kata. Contoh: Sunda Ka.png = kaSundanese sign pangwisad.png = kah.
Sundanese sign pamaeh.png patén atau pamaéh, meniadakan vokal pada suku kata. Contoh: Sunda Ka.png = ka → pamaeh = k.

Angka

Representasi grafis
Sundanese digit 1.png = 1 Sundanese digit 2.png = 2
Sundanese digit 3.png = 3 Sundanese digit 4.png = 4
Sundanese digit 5.png = 5 Sundanese digit 6.png = 6
Sundanese digit 7.png = 7 Sundanese digit 8.png = 8
Sundanese digit 9.png = 9 Sundanese digit 0.png = 0
Dalam teks, angka diapit oleh dua tanda pipa | ... |.
Contoh: |Sundanese digit 2.pngSundanese digit 4.pngSundanese digit 0.png| = 240

Tanda baca

Di masa sekarang, aksara Sunda menggunakan tanda baca Latin. Contohnya: koma, titik, titik koma, titik dua, tanda seru, tanda tanya, tanda kutip, tanda kurung, tanda kurung siku, dsb.

0 komentar:

Posting Komentar

Blog Archive