Dark Synth. Diberdayakan oleh Blogger.

Category

Rabu, 19 September 2012

Aksara silabis



Aksara silabis sering berawal dari logogram yang disederhanakan, seperti aksara katakana dalam bahasa Jepang yang ditampilkan di sini. Di sebelah kiri adalah huruf mutakhir, sedangkan huruf asalnya dari aksara Tionghoa di sebelah kanan.
Aksara silabis (bahasa Inggris: syllabary; dari bahasa Latin: syllaba, artinya "suku kata") atau aksara suku kata adalah suatu sistem tulisan yang setiap hurufnya melambangkan suatu suku kata, yang merangkai kata-kata. Umumnya suatu huruf dalam aksara silabis melambangkan suatu bunyi konsonan yang diikuti oleh suatu bunyi vokal.
Bahasa yang menggunakan aksara silabis meliputi bahasa Yunani Mikene (Linear B), bahasa penduduk asli Amerika (Cherokee dan Cree), Vai dari Afrika, bahasa kreol Ndyuka (aksara Afaka), dan bahasa Yi di China.
Bahasa Jepang memakai dua aksara silabis secara bersama-sama yang disebut kana, bernama hiragana dan katakana. Karena bahasa Jepang memakai suku kata KV (konsonan + vokall), maka aksara silabis tersebut cocok untuk menulis bahasa tersebut.

Perbedaan dengan abugida

Bahasa-bahasa dari Asia Selatan dan Tenggara, demikian pula bahasa Ethiopia, memiliki sejenis aksara berdasarkan suku kata yang disebut abugida. Dalam aksara ini (tidak seperti aksara silabis yang sesungguhnya) setiap lambang suku kata diawali dengan lambang konsonan dan diikuti oleh penanda vokal. Jika tidak diikuti oleh penanda vokal, biasanya konsonan tersebut dibaca sesuai dengan vokal dasar yang ditetapkan, misalnya dalam abugida aksara Dewanagari vokalnya adalah [a].
Dalam bahasa Jepang, lambang untuk bunyi /ke/, /ka/, dan /ko/ adalah け, か, dan こ, tidak memiliki kesamaan sebagai lambang bunyi [k]. Berbeda dengan abugida, setiap konsonan diikuti oleh penanda vokal/tanda diakritik. Contohnya, dalam abugida aksara Dewanagari, lambang untuk bunyi /ke, /ka/ dan /ko/ adalah के, का dan को, dengan lambang mengindikasikan bunyi [k].

0 komentar:

Posting Komentar

Blog Archive