Dark Synth. Diberdayakan oleh Blogger.

Category

Kamis, 28 Juni 2012

-V-Dari Ordo Templar Ke Mesir Kuno PEJUANG SALIB

Umumnya ahli sejarah beranggapan bahwa Freemasonry berawal mula dari Perang Salib.
Meskipun Masonry baru terbentuk dan diakui secara res-mi di Inggris pada awal abad ke-18, sebenarnya
organisasi tersebut mengakar jauh hingga ke Perang Salib di abad ke-12. Di pusat kisah yang umum
dikenal ini terdapat suatu ordo tentara salib yang dinamakan Ksatria Templar atau para Templar.
Enam tahun sebelum buku ini, buku kami yang berjudul New Masonic Order (Ordo Masonik
Baru), mengkaji sejarah para Templar dengan amat terperinci. Jadi, kali ini hanya akan diberikan
ikhtisarnya. Sebab, begitu kita menganalisis akar dari Masonry, dan pengaruhnya pada dunia, kita
menemukan arti dari “Freemasonry Global”.
Betapapun banyaknya yang bersikeras bahwa Perang Salib adalah ekspedisi militer yang
dilakukan atas nama iman Kristiani, pada dasarnya keuntungan materilah yang menjadi tujuannya. Pada
periode Eropa dilanda kemiskinan dan kesengsaraan yang berat, kemakmuran dan kekayaan bangsa
Timur, terutama bangsa Muslim di Timur Tengah, menarik perhatian bangsa Eropa. Walaupun
menggunakan wajah agama, dan dihiasi dengan simbol-simbol Kristiani, gagasan Perang Salib
sebenarnya lahir dari hasrat akan keuntungan duniawi. Inilah yang menyebabkan perubahan tiba-tiba
dari kebijakan cinta damai sebelumnya di kalangan Kristen Eropa pada periode awal sejarah mereka,
kepada agresi militer.
Pengagas Perang Salib adalah Paus Urban II. Pada tahun 1095, ia menyelenggarakan Konsili
Clermont, di mana doktrin Kristen sebelumnya yang cinta damai ditinggalkan. Perang suci diserukan,
dengan tujuan untuk merebut tanah suci dari tangan bangsa Muslim. Sebagai tindak lanjut dari
pertemuan konsili, dibentuklah pasukan Pejuang Salib yang amat besar, terdiri dari para tentara, dan
puluhan ribu rakyat biasa.
Para ahli sejarah percaya bahwa upaya Urban II didorong oleh keinginannya untuk merintangi
pencalonan seorang pesaingnya dalam kepausan. Sedangkan di balik sambutan penuh semangat dari
para raja, pangeran, dan bangsawan Eropa atas seruan Paus, tujuan mereka pada dasarnya bersifat
keduniaan. Sebagaimana diungkapkan oleh Donald Queller dari Universitas Illinois, “Ksatria-ksatria
Prancis menginginkan lebih banyak tanah. Pedagang-pedagang Italia berharap untuk mengembangkan
perdagangan di pelabuhan-pelabuhan Timur Tengah.... Sejumlah besar orang miskin bergabung dengan
ekspedisi sekadar untuk melarikan diri dari kerasnya kehidupan sehari-hari mereka.” 1 Sepanjang jalan,
massa yang serakah ini membantai banyak orang Muslim, dan bahkan Yahudi, dengan harapan untuk
menemukan emas dan permata. Pejuang-pejuang salib bahkan membelah perut korban-korban mereka
untuk menemukan emas dan batu-batu berharga yang mungkin telah mereka telan sebelum mati. Begitu
besarnya keserakahan para pejuang salib akan harta, sehingga tanpa sesal mereka merampok kota
Kristen Konstantinopel (Istanbul) pada Perang Salib IV, dan melucuti daun-daun emas dari lukisanlukisan
dinding Kristiani di Hagia Sophia.
Ancaman Global Freemasonry
http://www.harunyahya.com
7
Setelah perjalanan yang panjang dan sulit, serta begitu banyak perampasan dan pembantaian
orang-orang Muslim, gerombolan campur aduk yang disebut Pejuang Salib ini mencapai Yerusalem di
tahun 1099. Ketika akhirnya kota itu jatuh, setelah pengepungan selama hampir lima minggu, para
Pejuang Salib masuk. Mereka melakukan kebuasan hingga tingkatan yang jarang disaksikan dunia.
Semua orang Muslim dan Yahudi di kota itu mati di ujung pedang. Dalam narasi seorang ahli sejarah,
“Mereka membunuh semua orang Saraken dan Turki yang mereka temukan… baik lelaki maupun
wanita.”2 Salah seorang Pejuang Salib, Raymond of Aguiles, menyombongkan kekejaman ini:
Tampaklah pemandangan yang menakjubkan. Sebagian orang-orang kami (dan ini lebih murah
hati) memenggal kepala-kepala musuh; yang lainnya memanah mereka, sehingga berjatuhan dari
menara-menara; yang lain lagi menyiksa lebih lama dengan melemparkan mereka ke dalam api.
Gundukan kepala, tangan, dan kaki tampak di jalan-jalan kota. Orang harus mencari jalan di antara
mayat-mayat manusia dan kuda. Tetapi ini belum apa-apa dibandingkan dengan apa yang terjadi di Kuil
Sulaiman, tempat kebaktian keagamaan biasanya dinyanyikan… di dalam Kuil dan serambi Sulaiman,
orang-orang berkuda berkubang darah hingga ke lutut dan tali kekang mereka. 3
Selama dua hari, pasukan Pejuang Salib membunuh sekitar 40.000 Muslim dengan cara yang
sangat biadab. 4 Pejuang salib kemudian menjadikan Yerusalem ibukota mereka, dan membangun
Kerajaan Latin yang membentang dari perbatasan Palestina hingga ke Antioch (Antakia).
Selanjutnya, para pejuang salib mulai berupaya untuk memperjuangkan posisinya di Timur
Tengah. Untuk mempertahankan apa yang telah mereka bangun, mereka perlu mengorganisirnya. Untuk
itu mereka membentuk ordo-ordo militer, dalam bentuk yang belum pernah ada sebelumnya. Anggota
ordo-ordo ini datang dari Eropa ke Palestina, dan tinggal di semacam biara, di mana mereka menerima
latihan militer untuk memerangi orang Muslim.
Secara khusus, salah satu dari ordo-ordo ini berbeda dengan yang lainnya. Ia mengalami
transformasi yang akan memengaruhi jalannya sejarah. Namanya: Ordo Templar.
ORDO TEMPLAR
Para Templar, atau lengkapnya, Tentara Miskin Pengikut Yesus Kristus dan Kuil Sulaiman,
dibentuk pada tahun 1118, dua puluh tahun setelah tentara salib merebut Yerusalem. Pendiri ordo ini
adalah dua ksatria Prancis, Hugh de Payens dan Godfrey de St. Omer. Berawal dari sembilan anggota,
ordo ini terus berkembang. Nama kuil Sulaiman dipakai karena mereka membangun basis di gunung
kuil, yakni lokasi reruntuhan kuil tersebut. Di sini pula berdiri Dome of the Rock (Qubah As-Sakhrah) .
Para Templar menyebut dirinya “tentara miskin”, tetapi dalam waktu singkat mereka menjadi
sangat makmur. Mereka mengontrol penuh para peziarah Kristen yang berdatangan dari Eropa ke
Palestina, dan menjadi sangat kaya dari uang para peziarah tersebut. Mereka pula yang pertama kali
menyelenggarakan sistem cek dan kredit, menyerupai yang ada pada sebuah bank. Menurut penulis
Inggris, Michael Baigent dan Richard Leigh, mereka membangun semacam kapitalisme abad
pertengahan, dan merintis jalan menuju perbankan modern dengan transaksi mereka yang berbasis
bunga. 5
Ancaman Global Freemasonry
http://www.harunyahya.com
8
Para Templar inilah yang paling bertanggung jawab atas serangan-serangan pejuang salib dan
pembantaian bangsa Muslim. Karena itulah, komandan besar Islam Saladin (Shalahuddin Al Ayyubi),
yang mengalahkan pasukan salib pada tahun 1187 pada Pertempuran Hattin, dan kemudian
membebaskan Yerusalem, menghukum mati para Templar karena pembunuhan yang mereka lakukan,
walaupun sebenarnya ia mengampuni banyak sekali orang Kristen. Namun, sekalipun kehilangan
Yerusalem dan mengalami kekalahan besar, para Templar terus bertahan. Dan walaupun bangsa Kristen
terus menyusut di Palestina, mereka meningkatkan kekuatan di Eropa dan, pertama di Prancis, kemudian
di negara-negara lain, menjadi negara dalam negara.
Tidak diragukan lagi bahwa kekuatan politik mereka menyusahkan raja-raja Eropa. Tetapi ada
segi lain dari para Templar yang segera mengganggu kalangan kependetaan: ordo tersebut sedikit demi
sedikit telah menyeleweng dari iman Kristen, dan sewaktu di Yerusalem telah mengambil sejumlah
doktrin mistik yang asing. Berkembang juga desas-desus bahwa mereka menyelenggarakan ritus-ritus
aneh untuk memberi bentuk pada doktrin mereka.
Akhirnya, pada tahun 1307, Raja Prancis Philip le Bel memutuskan untuk menangkap anggotaanggota
ordo ini. Sebagiannya berhasil melarikan diri tetapi kebanyakan mereka tertangkap. Paus
Clement V juga bergabung dalam pembersihan ini. Setelah periode panjang interogasi dan pengadilan,
banyak anggota Templar mengakui keyakinan 'bidah' mereka, bahwa mereka menolak iman Kristiani
dan menghina Yesus dalam misa mereka. Akhirnya, para pemimpin Templar, yang dinamai “Imam
Besar (Grand Master)”, mulai dari yang terpenting dari mereka, Jacques de Molay, dihukum mati pada
tahun 1314 atas perintah Gereja dan Raja. Kebanyakan mereka dijebloskan ke dalam penjara, dan ordo
tersebut tumpas dan secara resmi menghilang.
Segolongan ahli sejarah cenderung melukiskan sidang pengadilan para Templar sebagai
konspirasi dari Raja Prancis, dan menggambarkan para ksatria itu tak bersalah atas segala dakwaan.
Tetapi, cara interpretasi ini keliru dalam beberapa segi. Nesta H. Webster, ahli sejarah Inggris terkenal
dengan begitu banyak mengetahui sejarah okultisme, menganalisis berbagai aspek ini dalam bukunya,
Secret Societies And Subversive Movements. Menurut Webster, kecenderungan untuk melepaskan para
Templar dari bidah yang mereka akui dalam masa pengadilan tidak tepat. Pertama, selama interogasi,
walau secara umum terjadi, tidak semua Templar disiksa:
Lagipula, apakah pengakuan mereka tampak seperti hasil imajinasi murni orang-orang yang
disiksa? Tentunya sukar dipercaya bahwa cerita tentang upacara pembaiatan — yang disampaikan
dengan rinci oleh orang-orang di berbagai negara, dituturkan dalam kalimat yang berbeda, namun
semuanya saling menyerupai — merupakan karangan semata-mata. Jika para korban dipaksa untuk
mengarang-ngarang, cerita mereka tentu akan saling bertentangan; segala macam ritus liar dan fantastis
diteriakkan dengan penuh kesakitan untuk memenuhi tuntutan interogator mereka. Tetapi sebaliknya,
masing-masing tampak seperti mendeskripsikan upacara yang sama, baik lengkap maupun tidak, dengan
sentuhan personal si pembicara, dan pada dasarnya semua cerita tersebut cocok. 6
Bagaimanapun juga, sidang pengadilan para Templar berakhir dengan tumpasnya ordo tersebut.
Tetapi, walaupun sudah dibubarkan “secara resmi”, ia tidak benar-benar musnah. Selama penangkapan
tiba-tiba pada tahun 1307, beberapa Templar lolos, dan berhasil menutupi jejak mereka. Menurut tesis
yang berdasarkan pada berbagai dokumen sejarah, sejumlah besar mereka berlindung di satu-satunya
kerajaan di Eropa yang tidak mengakui kekuasaan Gereja Katolik di abad keempat belas, yaitu
Ancaman Global Freemasonry
http://www.harunyahya.com
9
Skotlandia. Di sana, mereka menyusun kekuatan kembali di bawah perlindungan Raja Skotlandia,
Robert the Bruce. Tak lama kemudian, mereka menemukan penyamaran yang tepat untuk melanjutkan
gerakan rahasia mereka: mereka menyusup ke dalam gilda (serikat sekerja) terpenting di Kepulauan
Inggris abad pertengahan — loge (pemondokan) para tukang batu, dan segera, mereka menguasai logeloge
ini sepenuhnya. 7
Loge para tukang batu berganti nama pada awal era modern, dengan “Loge masonik”. Ritus Skot
merupakan cabang Masonry tertua, dan berasal mula di awal abad keempat belas, dari para Templar
yang berlindung di Skotlandia. Dan, nama-nama yang diberikan kepada tingkat tertinggi dalam Ritus
Skot adalah gelar-gelar yang diberikan kepada para ksatria dalam ordo Templar berabad-abad
sebelumnya.
Pendeknya, para Templar tidak tertumpas, sebaliknya filsafat serta berbagai kepercayaan dan
upacara mereka tetap berlangsung di balik samaran Freemasonry. Tesis ini didukung oleh banyak bukti
sejarah, dan diterima saat ini oleh banyak ahli sejarah Barat, baik mereka anggota Freemasonry ataupun
tidak. Dalam buku kami, Ordo Masonik Baru, bukti ini dikaji secara terperinci.
Tesis yang mengusut akar Masonry ke Ordo Templar seringkali dirujuk di dalam majalah-majalah
yang diterbitkan oleh para Mason untuk kalangannya sendiri. Para Mason sangat menerima pendapat ini.
Salah satu majalah ini bernama Mimar Sinan (terbitan Freemason Turki), yang menggambarkan
hubungan antara Ordo Templar dengan Freemasonry dalam kata-kata berikut ini:
Di tahun 1312, ketika Raja Prancis, di bawah tekanan Gereja, membubarkan Ordo Templar dan
memberikan hak-hak mereka kepada para Ksatria St. John di Yerusalem, aktivitas para Templar tidak
berhenti. Sebagian besar Templar berlindung di berbagai loge Freemason yang beroperasi di Eropa pada
saat itu. Pemimpin para Templar, Mabeignac, bersama beberapa anggota lainnya, mendapatkan
perlindungan di Skotlandia dengan menyamar sebagai seorang tukang batu bernama Mac Benach. Raja
Skot, Robert the Bruce, menyambut mereka dan mengizinkan mereka mengembangkan pengaruh besar
terhadap loge-loge Mason di Skotlandia. Sebagai hasilnya, loge-loge Skot meraih peran penting dari sisi
keahlian dan ide-ide mereka.
Freemason masa kini menggunakan nama Mac Benach dengan penuh hormat. Para Mason Skot,
yang mewarisi pusaka para Templar, mengembalikannya ke Prancis bertahun-tahun kemudian dan
membangun dasar bagi ritus yang dikenal sebagai Ritus Skot di sana. 8
Sekali lagi, Mimar Sinan memberikan banyak informasi tentang hubungan antara Templar dan
Freemasonry. Di dalam sebuah artikel berjudul “Templar dan Freemason” dinyatakan bahwa “ritualritual
upacara pembaiatan Ordo Templar menyerupai Freemasonry masa kini.” 9 Menurut artikel yang
sama, sebagaimana di dalam Masonry, para anggota Ordo Templar saling memanggil “saudara”. 10
Pada bagian akhir artikel tersebut, tercantum:
Ordo Templar dan organisasi Mason saling memengaruhi dengan sangat mencolok. Bahkan
ritual-ritual dari berbagai lembaga begitu mirip sehingga bagaikan disalin dari para Templar. Dalam hal
ini, para Mason telah mengidentifikasi diri mereka kepada para Templar begitu jauh dan dapat dikatakan
bahwa apa yang dipandang sebagai esoterisme (kerahasiaan) asli Masonik sampai tingkatan yang
penting merupakan warisan dari para Templar. Ringkasnya, sebagaimana kami sebutkan pada judul esei
ini, kita dapat katakan bahwa titik berangkat dari seni megah Freemansory dan garis esoteris—awalnya
milik para Templar dan ujung panahnya milik para Freemason.11
Ancaman Global Freemasonry
http://www.harunyahya.com
10
Akhirnya, kami katakan, jelas bahwa Freemasonry mengakar hingga ke Ordo Templar, dan bahwa
para Mason telah mengadopsi filsafat ordo ini. Para Mason sendiri menerimanya. Tetapi sudah tentu, hal
penting bagi pembahasan kita adalah sifat dasar dari filsafat ini. Apa yang membawa mereka ke situ?
Mengapa mereka mengalami perubahan seperti itu di Yerusalem? Apa dampak dari filsafat yang
diadopsi para Templar ini, melalui perantaraan Masonry, kepada dunia?
PARA TEMPLAR DAN KABBALAH
Sebuah buku yang ditulis oleh dua orang Mason, Christopher Knight dan Robert Lomas, yang
berjudul the Hiram Key mengungkapkan beberapa fakta penting tentang akar Freemasonry. Menurut
para penulis ini, jelas sekali bahwa Masonry adalah kesinambungan dari para Templar. Namun, selain
itu para penulis juga mengkaji asal usul para Templar.
Menurut tesis mereka, para Templar mengalami perubahan besar ketika mereka berada di
Yerusalem. Di tempat asal agama Kristen ini, mereka justru mengadopsi doktrin-doktrin lain. Pada
akarnya terdapat sebuah rahasia yang mereka temukan di dalam kuil Sulaiman di Yerusalem, yang
reruntuhannya mereka selidiki. Para penulis menjelaskan bahwa para Templar berdalih dengan peranan
mereka yang diakui sebagai pelindung peziarah Kristen yang mengunjungi Palestina, tetapi tujuan
mereka yang sebenarnya sangat berbeda:
Tidak ada bukti bahwa para Templar pendiri ini pernah memberi perlindungan kepada peziarah,
tetapi sementara itu kita segera menemukan bahwa terdapat bukti yang meyakinkan bahwa mereka
memang melakukan penggalian yang intensif di bawah reruntuhan Kuil Herod….12
Para penulis Kunci Hiram bukanlah satu-satunya yang menemukan bukti tentang ini. Sejarawan
Prancis, Gaetan Delaforge membuat pernyataan yang sama:
Tugas sebenarnya dari sembilan ksatria itu adalah melakukan penyelidikan di daerah tersebut
untuk mendapatkan berbagai barang peninggalan dan naskah yang berisi intisari dari tradisi-tradisi
rahasia Yahudi dan Mesir kuno.13
Pada akhir abad kesembilan belas, Charles Wilson dari Royal Engineers mulai melakukan riset
arkeologis di Yerusalem. Dia sampai kepada pendapat bahwa para Templar telah mendatangi Yerusalem
untuk mempelajari reruntuhan kuil tersebut. Wilson menemukan jejak-jejak penggalian dan ekskavasi di
bawah pondasi kuil tersebut, dan menyimpulkan bahwa hal ini dilakukan dengan peralatan milik para
Templar. Barang-barang ini masih ada di dalam koleksi Robert Brydon, yang memunyai arsip yang
sangat luas tentang informasi mengenai para Templar.14
Para penulis The Hiram Key berpendapat bahwa penggalian-penggalian para Templar ini
bukannya tanpa hasil; karena di Yerusalem ordo tersebut menemukan berbagai peninggalan tertentu
yang mengubah cara mereka memandang dunia. Selain itu, banyak peneliti berpendapat serupa.
Mestilah ada sesuatu yang menuntun para Templar, walau pada faktanya mereka sebelumnya adalah
pengikut Kristen dan datang dari bagian dunia Kristen, untuk mengadopsi suatu sistem keimanan dan
filsafat yang sepenuhnya berbeda dari agama Kristen, merayakan misa-misa bidah, dan melakukan
berbagai upacara sihir.
Menurut pandangan umum dari banyak peneliti, “sesuatu” itu adalah Kabbalah (Qabbala).
Ancaman Global Freemasonry
http://www.harunyahya.com
11
Arti kata Kaballah adalah “tradisi lisan”. Berbagai ensiklopedia dan kamus mendefinisikannya
sebagai suatu cabang mistik agama Yahudi dan hanya dipahami sedikit orang. Menurut definisi ini,
Kabbalah mempelajari arti tersembunyi dari Taurat dan naskah agama Yahudi. Tetapi, ketika kita
mengkaji masalah ini lebih dekat, kita menemukan berbagai faktanya adalah sesuatu yang sama sekali
berbeda. Fakta-fakta ini membawa kita kepada kesimpulan bahwa Kabbalah adalah suatu sistem yang
berakar kepada penyembahan dan pemujaan berhala; bahwa ia ada sebelum Taurat, dan menjadi tersebar
luas bersama agama Yahudi setelah Taurat diturunkan.
Fakta yang menarik tentang Kabbalah ini dijelaskan oleh sumber yang sama menariknya. Murat
Ozgen, seorang Freemason Turki, menulis sebagai berikut ini di dalam bukunya, Masonluk Nedir ver
Nasildir? (Apa dan Seperti Apa Freemasonry Itu?):
Kita tidak mengetahui dengan jelas dari mana Kabbalah datang atau bagaimana ia berkembang. Ia
adalah nama umum untuk sebuah filsafat yang unik, berbentuk metafisik, esoterik, dan mistik, yang
terutama berhubungan dengan agama Yahudi. Ia diterima sebagai ilmu kebatinan Yahudi, tetapi
sebagian elemen yang dikandungnya menunjukkan bahwa ia terbentuk jauh lebih dahulu dari Taurat.15
Ahli sejarah Prancis, Gougenot des Mousseaux, menjelaskan bahwa Kabbalah memang jauh lebih
tua daripada agama Yahudi.16
Ahli sejarah Yahudi, Theodore Reinach, mengatakan bahwa Kabbalah merupakan “suatu racun
teramat halus yang menyusupi dan memenuhi nadi agama Yahudi.” 17 Solomon Reinach
mendefinisikan Kabbalah sebagai “salah satu penyimpangan pikiran manusia yang terburuk”.18
Alasan Reinach menyatakan Kabbalah sebagai “salah satu penyimpangan pikiran manusia yang
terburuk” adalah karena doktrinnya sebagian besar berhubungan dengan ilmu sihir. Selama ribuan
tahun, Kabbalah telah menjadi salah satu batu pondasi bagi setiap jenis upacara sihir. Para rabbi yang
mempelajari Kabbalah dipercaya memiliki kekuatan gaib yang besar. Juga, banyak non-Yahudi yang
telah terpengaruh dengan Kabbalah, dan mencoba memraktikkan ilmu sihir dengan menggunakan
doktrin-doktrinnya. Kecenderungan esoterik yang terjadi di Eropa selama akhir Abad Pertengahan,
khususnya sebagaimana yang dipraktikkan oleh para ahli alkimia, sangat banyak yang berakar dari
Kabbalah.
Hal ini sungguh aneh, jika kita memandang Yahudi sebagai sebuah agama Monoteistik, yang
diawali dengan turunnya Taurat kepada Musa a.s. Kenyataannya, di dalam agama ini ada sebentuk
sistem yang disebut Kabbalah, yang mengadopsi praktik-praktik dasar sihir yang dilarang oleh agama.
Hal ini memperkuat apa yang telah disebutkan sebelumnya, dan menunjukkan bahwa Kabbalah
sebenarnya merupakan elemen yang menyusup ke dalam agama Yahudi dari luar.
Tetapi, apa sumber dari elemen ini?
Ahli sejarah Yahudi Fabre d'Olivet menyebutkan bahwa Kabbalah berasal dari Mesir Kuno.
Menurut penulis ini, Kabbalah mengakar hingga ke Mesir Kuno. Kabbalah merupakan suatu tradisi yang
dipelajari oleh sebagian pemimpin Bani Israil di Mesir Kuno, dan diteruskan sebagai tradisi dari mulut
ke mulut, dari generasi ke generasi.19
Karena itulah, kita harus menengok ke Mesir Kuno untuk menemukan sumber utama dari rantai
Kabbalah-Templar- Freemasonry ini.
Ancaman Global Freemasonry
http://www.harunyahya.com
12
AHLI-AHLI SIHIR MESIR KUNO
Mesir Kuno dengan para fir'aunnya adalah salah satu peradaban tertua di dunia; juga yang paling
penindas. Monumen-monumen megah yang masih tersisa dari Mesir Kuno — berbagai piramid, sphinx,
dan obelisk — dibangun oleh ratusan ribu budak, yang bekerja hingga hampir mati, di bawah lecutan
cambuk dan ancaman kelaparan. Para Fir'aun, penguasa absolut di Mesir, ingin direpresentasikan
sebagai dewa dan disembah oleh manusia.
Salah satu sumber pengetahuan tentang Mesir Kuno adalah berbagai prasasti mereka. Prasastiprasasti
ini ditemukan di abad kesembilan belas dan setelah kerja keras, abjad Mesir dapat diuraikan,
memperjelas begitu banyak informasi tentang negeri ini. Namun, karena ditulis oleh ahli sejarah resmi
negara, berbagai prasasti ini penuh dengan cerita-cerita yang bias yang dimaksudkan untuk memujamuja
negara.
Bagi kita, tentu saja, sumber pengetahuan terbaik tentang masalah ini adalah Quran.
Di dalam Al Quran, di dalam kisah Musa, kita memperoleh informasi penting tentang sistem di
Mesir. Ayat-ayat tersebut mengungkapkan bahwa terdapat dua titik fokus kekuatan di Mesir: Fir’aun
dan dewan pembesarnya. Dewan ini memiliki pengaruh penting terhadap Fir’aun. Fir’aun sering
berkonsultasi dengan mereka dan senantiasa mengikuti anjuran mereka. Ayat yang dikutip di bawah
menunjukkan pengaruh dewan ini terhadap Fir’aun:
“Dan Musa berkata: "Hai Fir’aun, sesungguhnya aku ini adalah seorang utusan dari
Tuhan semesta alam, wajib atasku tidak mengatakan sesuatu terhadap Allah, kecuali yang hak.
Sesungguhnya aku datang kepadamu dengan membawa bukti yang nyata dari Tuhanmu, maka
lepaskanlah Bani Israil (pergi) bersama aku".
Fir’aun menjawab: "Jika benar kamu membawa sesuatu bukti, maka datangkanlah bukti
itu jika (betul) kamu termasuk orang-orang yang benar".
Maka Musa menjatuhkan tongkatnya, lalu seketika itu juga tongkat itu menjadi ular yang
sebenarnya.
Dan ia mengeluarkan tangannya, maka ketika itu juga tangan itu menjadi putih bercahaya
(kelihatan) oleh orang-orang yang melihatnya.
Pemuka-pemuka kaum Fir’aun berkata: "Sesungguhnya Musa ini adalah ahli sihir yang
pandai yang bermaksud hendak mengeluarkan kamu dari negerimu". (Fir’aun berkata): "Maka
apakah yang kamu anjurkan?"
Pemuka-pemuka itu menjawab: "Beri tangguhlah dia dan saudaranya serta kirimlah ke
kota-kota beberapa orang yang akan mengumpulkan (ahli-ahli sihir), supaya mereka membawa
kepadamu semua ahli sihir yang pandai". (QS. Al A'raaf, 7: 104-112) !
Patut diperhatikan bahwa perkataan tersebut diutarakan oleh suatu dewan yang menasihati
Fir’aun, yang menghasutnya melawan Musa, dan merekomendasikan kepadanya metode-metode
tertentu. Jika kita amati catatan sejarah Mesir, kita melihat bahwa dua komponen utama dewan ini
adalah tentara dan pendeta.
Ancaman Global Freemasonry
http://www.harunyahya.com
13
Tidak perlu dijelaskan lagi pentingnya tentara; ia merupakan kekuatan militer utama dari rezim
Fir'aun. Tetapi, kita mesti mengamati lebih dekat lagi peranan para pendeta. Para pendeta Mesir Kuno
merupakan golongan yang disebutkan di dalam Al Quran sebagai ahli-ahli sihir. Mereka
merepresentasikan sekte yang mendukung rezim. Mereka dipercayai memiliki kekuatan khusus dan
menguasai pengetahuan rahasia. Dengan otoritas ini mereka memengaruhi rakyat Mesir, dan
mengukuhkan posisi mereka di dalam pemerintahan Fir'aun. Golongan ini, yang diketahui dari catatan
sejarah Mesir sebagai “Para Pendeta Amon”, memusatkan perhatian mereka untuk memraktikkan ilmu
sihir dan memimpin sekte pagan mereka; selain itu, mereka juga mempelajari beragam ilmu
pengetahuan seperti astronomi, matematika, dan geometri.
Golongan pendeta ini adalah sebuah ordo tertutup yang memiliki (begitu yang mereka anggap)
pengetahuan khusus. Ordo semacam ini biasanya dikenal sebagai organisasi esoterik. Di dalam majalah
bernama Mason Dergisi (Jurnal Masonik), terbitan yang tersebar di antara pengikut, secara khusus
disebutkan tentang pendeta-pendeta Mesir Kuno.
Bersamaan dengan berkembangnya pemikiran pada manusia, ilmu pengetahuan mengalami
kemajuan dan bersama itu, jumlah rahasia pun meningkat di dalam pengetahuan pada sistem esoterik.
Dalam perkembangan ini, kegiatan esoterik, yang pertama muncul di Timur, di Cina dan Tibet, dan
kemudian menyebar ke India, Mesopotamia, dan Mesir, membentuk basis pengetahuan kependetaan
yang telah dipraktikkan selama ribuan tahun dan membentuk basis kekuatan pendeta di Mesir.20
Bagaimana terjadinya hubungan antara filsafat esoterik para pendeta Mesir Kuno dan Freemason
saat ini? Mesir Kuno suatu contoh klasik di dalam Al Quran tentang sistem politik tanpa tuhan musnah
ribuan tahun yang lalu. Mungkinkah ia memunyai pengaruh sekarang ini?
Untuk menemukan jawaban atas pertanyaan ini, kita harus mencermati berbagai kepercayaan para
pendeta Mesir Kuno yang berhubungan dengan asal usul alam semesta dan kehidupan.
KEPERCAYAAN MESIR KUNO DALAM
EVOLUSI KAUM MATERIALIS
Di dalam buku mereka, The Hiram Key, penulis Mason berkebangsaan Inggris, Christopher
Knight dan Robert Lomas, berpendapat bahwa Mesir Kuno memiliki posisi penting dipandang dari segi
asal usul Masonry. Menurut kedua penulis ini, gagasan terpenting yang telah mencapai Masonry modern
dari Mesir Kuno adalah tentang alam semesta yang ada oleh dan dari dirinya sendiri, lalu berkembang
melalui kebetulan. Mereka menjelaskan gagasan yang menarik ini dengan kata-kata berikut:
Orang Mesir percaya bahwa materi selalu ada; mereka menganggap tidak logis pendapat
tentang sebentuk tuhan yang membuat sesuatu dari ketiadaan mutlak. Mereka berpandangan
bahwa permulaan dunia adalah ketika keteraturan muncul dari kekacauan, dan semenjak itu
terjadi pertarungan antara kekuatan pengaturan dan kekacauan… keadaan kacau ini dinamai Nun,
dan seperti penggambaran orang Sumeria…, yang ada hanyalah adalah sebuah jurang dalam, berair,
gelap tanpa cahaya matahari yang padanya terdapat suatu kekuatan, daya penciptaan yang
memerintahkan keteraturan bermula. Kekuatan laten di dalam zat kekacauan ini tidak mengetahui
Ancaman Global Freemasonry
http://www.harunyahya.com
14
keberadaan dirinya; ia adalah suatu kemungkinan, sebuah potensi yang berjalin di dalam
acaknya ketidakteraturan. 21
Akan teramati bahwa kepercayaan yang dideskripsi di atas selaras dengan apa yang menjadi
pendirian materialis masa kini, yang didukung oleh agenda komunitas ilmiah dengan berbagai istilah
seperti “teori evolusi”, “teori chaos”, dan “pengaturan esensial dari materi”. Knight dan Lomas
meneruskan pembahasan terdahulu dengan mengutarakan:
Yang menakjubkan, penggambaran tentang penciptaan ini dengan sempurna mendeskripsikan
pandangan yang dipegang oleh sains modern, terutama “teori chaos” yang telah menunjukkan berbagai
desain ruwet yang berkembang dan berulang secara matematis di dalam peristiwa-peristiwa sama sekali
tak terstruktur. 22
Knight dan Lomas mengklaim bahwa terdapat keselarasan antara kepercayaan Mesir Kuno
dengan sains modern, tetapi apa yang mereka maksudkan dengan sains modern, sebagaimana telah kami
tekankan, adalah konsep-konsep materialis seperti teori evolusi dan teori chaos. Walau pada
kenyataannya teori-teori ini tidak memiliki dasar ilmiah, mereka telah dipaksakan pada bidang sains
selama dua abad lalu, dan ditampilkan seakan memiliki kelayakan ilmiah. (Pada bagian berikut kita akan
mengkaji siapa yang telah memaksakan teori-teori ini pada dunia ilmiah.)
Sekarang, kita sampai ke poin penting dari tahapan buku ini. Mari kita ringkaskan apa yang telah
kita temukan sejauh ini.
1. Kita memulai pembahasan dengan membicarakan Ordo Templar yang dianggap sebagai asal
muasal Freemasonry. Kita telah melihat bahwa, walaupun didirikan sebagai sebuah ordo Kristen,
Templar dipengaruhi oleh doktrin-doktrin rahasia yang mereka temukan di Yerusalem, lalu
meninggalkan sepenuhnya agama Kristen dan menjadi organisasi antiagama yang memraktikkan ritusritus
bidah.
2. Ketika kita mempertanyakan doktrin apa ini yang memengaruhi Templar, kita temukan bahwa
ia pada dasarnya adalah Kabbalah.
3. Ketika kita mengkaji Kabbalah, kita menemukan bukti bahwa, betapapun banyaknya ia
mungkin menyerupai mistisisme Yahudi, ia adalah sebuah doktrin pagan yang lebih tua dari agama
Yahudi, yang kemudian menyusupinya, dan bahwa akarnya yang sebenarnya ditemukan di Mesir Kuno.
4. Mesir Kuno diperintah oleh sistem pagan Fir'aun, dan di sana kita temukan sebuah gagasan
yang membentuk dasar dari filsafat ateistis modern: bahwa alam semesta ada dengan sendirinya, dan
berkembang oleh kebetulan.
Semua ini jelas melukis sebuah gambar yang menarik. Apakah dengan kebetulan belaka filsafat
para pendeta dari Mesir Kuno masih tumbuh pesat, dan bahwa terdapat jejak rantai (Kabbalah-Templar-
Masonry) yang bertanggung jawab meneruskan supremasi filsafat ini ke masa kini?
Mungkinkah para Mason, yang telah membuat jejak mereka di sejarah dunia semenjak abad
kedelapan belas, dengan menimbulkan berbagai revolusi, mengemukakan sistem-sistem filsafat dan
politis, merupakan pewaris dari para ahli sihir di Mesir Kuno?
Untuk memperjelas jawaban dari pertanyaan itu, pertama kali kita harus mengkaji lebih dekat lagi
berbagai peristiwa sejarah yang hingga sekarang hanya kita uraikan dengan singkat.

0 komentar:

Posting Komentar

Blog Archive